Laki-laki itu berusia sekitar 40 tahunan. Belum begitu sepuh memang, tapi terlihat sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, dia berjalan setiap 2 langkah lalu berhenti untuk menghela nafas. Perutnya pun membuncit, dan kedua kakinya terlihat telah membengkak. Ternyata itu semua karena jantungnya yang telah lemah. Urat nadi di lututnya pun terlihat membesar... Ah.. rasa sakit itu tergambar jelas dari raut wajahnya. Sungguh penderitaan yang mengerikan menurut saya... Dokterpun menyarankan agar orang ini tidak dimasukkan dalam daftar pasien yang akan dioperasi, karena tindakan medispun katanya tidak akan merubah atau memberikan banyak manfaat. Laki-laki itu tahu akah hal ini. Apa yang keluar dari mulutnya sungguh mengejutkan. "Dan apabila aku sakit, maka Allah SWT lah yang akan menyembuhkanku" Ini merupakan penggalan firman Allah dalam Al Quran Surat As-Syura ayat ke 80.
Dari sini laki-laki itu yakin bahwa dengan izin Allah SWT dia akan sembuh. "Wahai dokter, engkau hanyalah perantara saja atas kesembuhan saya, jika memang Allah menginginkan saya untuk sembuh, maka operasilah saya, karena kesembuhan atau apapun yang akan terjadi nanti Allah SWT lah yang kuasa atas semua itu."
Sang dokter lalu memberikan penjelasan dengan lemah lembut. Tapi lelaki itu bersikeras untuk dioperasi. "Insya Allah, tidak akan terjadi kecuali yang terbaik." Jawab sang dokter akhirnya. Tak lama lelaki itu bertayamum, lalu menunaikan salah dzuhur. Sang dokterpun bertanya, "Kenapa tidak berwudu?... Saya tidak bisa, bahkan untuk menunaikan salat dengan berdiripun saya tidak mampu." Jawab si laki-laki. Jawabannya ini rupanya membuat sang dokter kembali berubah pikiran. Pendiriannya goyah untuk mengoperasinya.
Pada minggu terakhir masa tugas sang dokter bersama timnya, karena memang dokter dan timnya tersebut ditugaskan dari rumah sakit daerah lain selama 2 minggu, salah satu dokter ahli anastesi (pembiusan) harus meninggalkan rumah sakit untuk urusan yang sangat penting setelah melakukan operasi. Dan saat mengoperasi pasien lain rupanya laki-laki itu datang 2 kali ke rumah sakit untuk meminta dioperasi, tetapi ditolak karena tim dokter ini sebelumnya telah sepakat bahwa operasi untuk laki-laki ini tidak akan dilakukan mengingat banyak hal yang menjadi pertimbangan.
Rupanya lelaki itu tidak menyerah, keesokan harinya dia datang kembali untuk meminta dioperasi. Dokter lain yang mana dokter ini adalah dokter pengganti ahli anastesis yang sedang pergi dan tidak mengetahui duduk permasalahan serta riwayat kesehatan pasien ini justru memasukannya dalam daftar pasien yang akan dioperasi.
Singkat cerita dioperasilah si lelaki tanpa diketahui oleh tim dokter yang awalnya telah sepakat untuk tidak mengoperasi pasien ini. Deangan izin Allah juga, mereka hanya fokus pada tugas mereka, tim dokter hanya berkonsentrasi pada hal yang perlu dilaksanakan terhadap pasien seperti membenahi tiga titik katup dan lain-lain tanpa tahu yang sedang dioperasi adalah pasien yang kondisinya mengkhawatirkan.
Operasi selesai, pasien dalam kondisi stabil dan tenang. Tim dokter pergi ke ruang staf lalu keluar untuk menyelesaikan beberapa keperluan. Setelah kembali mereka lalu melihat kondisi pasien yang telah dioperasi hari ini. Dan saat masuk ke sebuah bangsal, terlihat disitu laki-laki yang semula kondisinya sangat mengkhawatirkan tengah duduk dalam keadaan yang stabil bahkan tanpa terlihat adanya alat bantu pernapasan karena memang telah dilepas sebelumya. Seketika laki-laki itu berkata "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu wahai dokter, sesungguhnya Tuhan-ku akan menyembuhkanku, sedangkan Anda hanyalah perantara-Nya."
Seminggu kemudian pasien yang awalnya mengkhawatirkan ini keluar dari rumah sakit dan tiga bulan kemudian kembali melakukan aktifitasnya yang telah ditinggalkan selama 2 tahun lalu.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Sesungguhnya orang ini telah menyerahkan dirinya serta bertawakal sepenuhnya kepada Allah SWT. Dan Allah Ta'ala pun memberinya kesabaran serta keyakinan akan datangnya kesembuhan, karena itu laki-laki ini memaksakan diri untuk meminta dioperasi diiringi rasa yakin yang sangat bahwa Allah SWT, Dzat yang maha memberi akan menyembuhkannya.
Rasullullah SAW bersabda;
"Seaindainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pastilah Allah akan memberimu rezeki sebagaimana Ia memberi rezeki kepada burung yang keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar, kembali dalam keadan kenyang."
Pembaca sekalian.. Laki-laki itu telah bersabar atas penyakit yang dideritanya, kemudia ia yakin bahwa Allah Ta'ala akan menyembuhkannya, karena itulah Allah memudahkan proses operasinya dan menghilangkan semua aral yang merintanginya. Kisah ini mengisyaratkan pada kita bahwa jika Allah mentakdirkan sesuatu, maka Allah Ta'ala juga yang akan memudahkan jalan menuju kesana, memberikan sarana pendukung dan hal itu harus dan pasti terjadi. "Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya; "Jadilah", maka terjadilah ia." (QS Yasin ayat 82)
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.